Dunia
Modern dan Kaum Sufi
Peradaban
modern telah memajukan ilmu dan pengetahuan serta teknologi yang sangat pesat,
namun dilain pihak timbul penderitaan yang sangat besar yang dialami umat
manusia karena penyalahgunaan ilmu, pengetahuan, dan teknologi tersebut.
Masyarakat modern juga sangat kering akan unsur sepritualitas, sehingga banyak
orang yang terjebak dan kehilangan jati diri atas hubunganya dengan pencipta.
Modern atau modernitas banyak yang mengartikan
sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang
tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju masyarakat yang modern.
Masyarakat yang modern memiliki berbagai ciri, diantaranya cara berfikir
rasional dan ilmiah, serta objektif, orientasi masa depan, menghargai waktu,
dan organisasi yang terstruktur.
Modernitas sendiri sangat erat kaitanya dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan pengaruh ilmu pengetahuan dan
teknologi ada yang berdampak positif dan ada yang berdampak negatif, tergantung
bagaimana cara pengelolaanya. Kehadiran IPTEK tak bisa terelakkan membawa
perubahan yang sangat besar bagi masyarakat, berbagai kemajuan ditemukan dan
memiliki sumbangsih besar bagi peradaban umat manusia sekarang. Namun disisi yang
lain, IPTEK juga menimbulkan berbagai problem sosial, seperti desintegrasi ilmu
pengetahuan, kepribadian yang terpecah, penyalahgunaan iptek, pendangkalan
iman, pola hubungan materialistis, menghalalkan berbagai cara guna mencapai
tujuan, dan lain sebagainya.
Pola hubungan masyarakat modern yang cenderung
rasionalis, sekuler, dan materialistis ternyata tidak menambah kebahagiaan dan
ketentraman hidup umat manusia. Secara kasat mata kebanyakan mereka terlihat
bahagia di luar, namun kering spritualitas karena kebutuhan rohani cenderung
terabaikan.
Disinilah peran dari tasawuf sebagai jalan bagi para
sufi sebagai obat dalam mengatasi krisis kerohanian masyarakat modern yang
telah lepas dari pusat dirinya. Mata air tasawuf yang sejuk sekiranya dapat
memberikan penyegaran dan penyelamatan pada manusia-manusia yang terasing
tersebut.
Kesan bahwa tasawuf yang elitis dan egois dengan
mengedepankan atau menunjukkan simbol-simbol seperti jubah, berjenggot panjang
kiranya harus didekontruksi. Jalan tasawuf tidak harus dimengerti sebagai orang
yang kolot dan menghindar dari kehidupan dunia. Sejatinya tasawuf harus menjadi
motor penggerak manusia dengan menjadikan dunia sebagi media mendekatkan diri
pada tuhan. Bagaimana manusia bisa mengabaikan hubungan yang horizontal dengan
hanya mengedepankan hubungan vertikal, dimana syariah pun mengatur akan kedua-duanya.
Penerapan Konsep Taswuf dalam Kehidupn Modern
Zuhud, secara bahasa berarti bertapa di dunia,
adapun secara istilah yakni berusaha melakukan ibadah dengan berupaya
semaksimal mungkin menjauhi urusan dunia, dan hanya mengharapkan ridha Allah.
Banyak orang yang terjebak pada pengertian zuhud sehingga menimbulkan presepsi
yang salah, zuhud tidak menafikkan dunia. Sejatinya dunia merupakan ladang bagi
mereka untuk kehidupan kelak di akhirat.
Tawakal, tawakal berarti kesungguhan hati dalam
bersandar kepada Allah Ta’ala untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah
bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Banyak yang menganggap
tawakal merupakan sikat apatis, namun sebenarnya bukanlah demikian, mewujudkan
tawakal bukan berarti meniadakan usaha. Tawakal disini berarti berserah diri
kepada Allah yang disertai dengan ikhtiar dan usaha.
Ikhlas, menurut difinisi ikhlas secara bahasa adalah
bersih, sedangkan menurut istilah adalah membersihkan hati agar ia menuju
kepada Allah semata dalam setiap perbuatanya, dan hati tidak boleh menuju
selain kepada Allah. Sejatinya konsep ikhlas disini lebih mengarahkan agar
manusia lebih berhati-hati dalam setiap melangkah, dan dalam setiap tindakan selalu
diarahkan guna mencari ridha Allah semata.
Qana’ah, qana’ah merupakan sikap kepuasan jiwa atas
seberapapun rizki yang dimilikinya, sedikit atau banyak tetap diterima dengan
penuh rasa syukur. Dengan demikian sikap qana’ah bisa terwujud dengan cara
menemukan kecukupan di dalam apa yang dimiliki.
Sabar, sabar merupakan sikap keteguhan hati dalam
menghadapi kesulitan hidup. Dalam menjalani hidup, susah dan senang silih
berganti, kadang kala hidup kita lurus dan datar, namun kadang kala hidup kita
penuh dengan liku dan mendaki. Akan tetapi sebagaimana yang dijanjikan oleh
Allah dalam Al-Qur’an, hanya orang-orang sabar yang bisa lolos dari kehidupan
yang berliku-liku ini. Seperti yang dinyatakan dalam surat Al-Baqarah (2): 155 “Dan
sesungguhnya akan kami berikan percobaan yang sedikit kepada kamu, seperti
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Kemudian
sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar,”
Melihat berbagai realitas masyarakat sekarang yang
kehilangan jati diri, bahkan mereka tidak tahu untuk apa sebenanya mereka hidup
dan untuk apa sebenarnya mereka diciptakan. Peran tasawuf disini sangat besar,
serta tasawuf bisa dijadikan sebagai obat dalam mengatasi krisis kerohanian
masyarakat modern.
Corak pandang kita dengan dunia sufi juga harus
dirubah, kesan para sufi yang mengabaikan dunia, berjubah, berjenggot panjang
itu merupakan sedikit dari sempel corak kehidupan tasawuf. Padahal banyak
kalangan yang semaqam dengan para sufi dan mereka berdasi. Cara pandang sufi
bukan berarti mereka menolak dunia, dunia bagi mereka merupakan ladang untuk
mendekatkan diri dengan tuhan. Lewat perantara dunia maka meraka akan bisa
bertemu dengan tuhan. Sudah selayaknya kita tidak menutup mata, akan peran
tasawuf dalam mengatasi berbagai permasalahan masyarakat modern yang semakin
kompleks sperti sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar