Selasa, 25 Desember 2012


Dunia Modern dan Kaum Sufi
Peradaban modern telah memajukan ilmu dan pengetahuan serta teknologi yang sangat pesat, namun dilain pihak timbul penderitaan yang sangat besar yang dialami umat manusia karena penyalahgunaan ilmu, pengetahuan, dan teknologi tersebut. Masyarakat modern juga sangat kering akan unsur sepritualitas, sehingga banyak orang yang terjebak dan kehilangan jati diri atas hubunganya dengan pencipta.

Modern atau modernitas banyak yang mengartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju masyarakat yang modern. Masyarakat yang modern memiliki berbagai ciri, diantaranya cara berfikir rasional dan ilmiah, serta objektif, orientasi masa depan, menghargai waktu, dan organisasi yang terstruktur.

Modernitas sendiri sangat erat kaitanya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi ada yang berdampak positif dan ada yang berdampak negatif, tergantung bagaimana cara pengelolaanya. Kehadiran IPTEK tak bisa terelakkan membawa perubahan yang sangat besar bagi masyarakat, berbagai kemajuan ditemukan dan memiliki sumbangsih besar bagi peradaban umat manusia sekarang. Namun disisi yang lain, IPTEK juga menimbulkan berbagai problem sosial, seperti desintegrasi ilmu pengetahuan, kepribadian yang terpecah, penyalahgunaan iptek, pendangkalan iman, pola hubungan materialistis, menghalalkan berbagai cara guna mencapai tujuan, dan lain sebagainya.

Pola hubungan masyarakat modern yang cenderung rasionalis, sekuler, dan materialistis ternyata tidak menambah kebahagiaan dan ketentraman hidup umat manusia. Secara kasat mata kebanyakan mereka terlihat bahagia di luar, namun kering spritualitas karena kebutuhan rohani cenderung terabaikan.

Disinilah peran dari tasawuf sebagai jalan bagi para sufi sebagai obat dalam mengatasi krisis kerohanian masyarakat modern yang telah lepas dari pusat dirinya. Mata air tasawuf yang sejuk sekiranya dapat memberikan penyegaran dan penyelamatan pada manusia-manusia yang terasing tersebut.

Kesan bahwa tasawuf yang elitis dan egois dengan mengedepankan atau menunjukkan simbol-simbol seperti jubah, berjenggot panjang kiranya harus didekontruksi. Jalan tasawuf tidak harus dimengerti sebagai orang yang kolot dan menghindar dari kehidupan dunia. Sejatinya tasawuf harus menjadi motor penggerak manusia dengan menjadikan dunia sebagi media mendekatkan diri pada tuhan. Bagaimana manusia bisa mengabaikan hubungan yang horizontal dengan hanya mengedepankan hubungan vertikal, dimana syariah pun mengatur akan kedua-duanya.

Penerapan Konsep Taswuf dalam Kehidupn Modern
Zuhud, secara bahasa berarti bertapa di dunia, adapun secara istilah yakni berusaha melakukan ibadah dengan berupaya semaksimal mungkin menjauhi urusan dunia, dan hanya mengharapkan ridha Allah. Banyak orang yang terjebak pada pengertian zuhud sehingga menimbulkan presepsi yang salah, zuhud tidak menafikkan dunia. Sejatinya dunia merupakan ladang bagi mereka untuk kehidupan kelak di akhirat.

Tawakal, tawakal berarti kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah Ta’ala untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Banyak yang menganggap tawakal merupakan sikat apatis, namun sebenarnya bukanlah demikian, mewujudkan tawakal bukan berarti meniadakan usaha. Tawakal disini berarti berserah diri kepada Allah yang disertai dengan ikhtiar dan usaha.

Ikhlas, menurut difinisi ikhlas secara bahasa adalah bersih, sedangkan menurut istilah adalah membersihkan hati agar ia menuju kepada Allah semata dalam setiap perbuatanya, dan hati tidak boleh menuju selain kepada Allah. Sejatinya konsep ikhlas disini lebih mengarahkan agar manusia lebih berhati-hati dalam setiap melangkah, dan dalam setiap tindakan selalu diarahkan guna mencari ridha Allah semata.

Qana’ah, qana’ah merupakan sikap kepuasan jiwa atas seberapapun rizki yang dimilikinya, sedikit atau banyak tetap diterima dengan penuh rasa syukur. Dengan demikian sikap qana’ah bisa terwujud dengan cara menemukan kecukupan di dalam apa yang dimiliki.

Sabar, sabar merupakan sikap keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan hidup. Dalam menjalani hidup, susah dan senang silih berganti, kadang kala hidup kita lurus dan datar, namun kadang kala hidup kita penuh dengan liku dan mendaki. Akan tetapi sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur’an, hanya orang-orang sabar yang bisa lolos dari kehidupan yang berliku-liku ini. Seperti yang dinyatakan dalam surat Al-Baqarah (2): 155 “Dan sesungguhnya akan kami berikan percobaan yang sedikit kepada kamu, seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Kemudian sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar,”

Melihat berbagai realitas masyarakat sekarang yang kehilangan jati diri, bahkan mereka tidak tahu untuk apa sebenanya mereka hidup dan untuk apa sebenarnya mereka diciptakan. Peran tasawuf disini sangat besar, serta tasawuf bisa dijadikan sebagai obat dalam mengatasi krisis kerohanian masyarakat modern.

Corak pandang kita dengan dunia sufi juga harus dirubah, kesan para sufi yang mengabaikan dunia, berjubah, berjenggot panjang itu merupakan sedikit dari sempel corak kehidupan tasawuf. Padahal banyak kalangan yang semaqam dengan para sufi dan mereka berdasi. Cara pandang sufi bukan berarti mereka menolak dunia, dunia bagi mereka merupakan ladang untuk mendekatkan diri dengan tuhan. Lewat perantara dunia maka meraka akan bisa bertemu dengan tuhan. Sudah selayaknya kita tidak menutup mata, akan peran tasawuf dalam mengatasi berbagai permasalahan masyarakat modern yang semakin kompleks sperti sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar