Kamis, 17 Mei 2012

Kalimat Efektif


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah,  karena berkat kemurahan-Nya lah makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Kalimat Efektif”, bahasan yang  sederhana, namun terkadang masih banyak yang belum memahami secara mendasar tentang hakikat kegunaan kalimat efektif tersebut.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman tentang Konsep Kalimat Efektif dan sekaligus menjadi tugas  kelompok dalam mata kuliah “Bahasa Indonesia”.
Dalam  proses penyelesaian makalah ini kami berterimakasih kepada orang-orang yang telah membantu kami yaitu.
1.      IBU HERAWATI S. AG, selaku dosen pengampu “Bahasa Indonesia”.
2.      Rekan - rekan mahasiwa, karena telah banyak  memberikan masukan untuk makalah ini.
3.      Orang tua kami yang selalu mendoakan yang terbaik untuk semua yang kami kerjakan.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,


Yogyakarta, 22 November 2011
    Penyusun’



BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimilki seseorang pada prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat, kalimat tersebut harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipiih dengan tepat, sehingga kalimat menjadi jelas maknanya.
Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti yang terdapat pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Bila hal ini tercapai diharapkan pembaca akan tertarik terhadap yang dibicarakan dan tergerak hatinya dengan yang disampaikan oleh penulis.

1.2      Identifikasi Masalah

Dalam makalah ini, penulis mengidentifikasikan masalah menjadi :
1.      Pengertian Kalimat Efektif
2.      Syarat-Syarat Kalimat Efektif
3.      Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.3     Batasan Masalah

Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup Kalimat Efektif.

1.4      Metode Pembahasan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan :
·         Penelitian kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti.
Bab II
PEMBAHASAN

2.1    Pergertian Kalimat Eferktif

Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai. Sedangkan dalam wujud tulisan , kalimat dimulai dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
Sedang kalimat efektif sendiri adaah kalimat yang berisikan gagasan, ide, pesan, pengertian atau informasi pembicara atau penulis yang dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca, hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata (jelas), dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku (tepat). Kalimat di katakan efektif jika memenuhi kriterai sebagai berikut.
1.      Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2.      Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Bila kriteria ini dipenuhi maka tidak mungkin akan terjadi salah paham antara mereka yang terlibat dalam komunikasi.
Kalimat efektif sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Kalimat efektif menggunakan kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap dan menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat karena hanya menggunakan unsur yang diperlukan saja. Sedangkan makna padat mengandung sarat dengan informasi yang terkandung di dalamnya. Sifat jelas ditandai kejelasan struktur kalimat dan makna yang terkandung di dalamya. Sifat lengkap mengandung makna kelengkapan struktur kalimat secara gramatikal, dan kelengkapan konsepatau gagasan yang terkandung di dalam kalimat tersebut.

2.2    Syarat-Syarat Kalimat Efektif

Telah disinggung diatas bahwasanya kalimat dikatakan efektif bila memenuhi kriteria (syarat-syarat) yaitu.

1.      Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2.      Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

2.3     Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Ciri-ciri kalimat efektif menurut Arifin meliputi : kesepadanan struktur, kepararelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan dan kelogoisan bahasa. Sedangkan menurut pendapat wijono ciri-ciri kalimat efektif dapat terperinci sebagai berikut.

a.    Keutuhan, kesatun, kelogisan atau kesepadanan makna dan strukur.

b.    Kesejajaran bentuk kata dan atau struktur kalimat secara gramatikal.

c.    Kefokusan fikiran sehingga mudah dipahami.

d.   Kehematan penggunaan unsur kalimat.

e.    Kecermatn dan kesatuan.

f.     Kevariasu kata dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.

Namun secara garis besar ciri-ciri kalimat efektif dapat dikelompokkan sebagai berikut.

2.3.1  Keutuhan

Kesatuan kalimat ditandai dengan kesepadanan struktur dan makna kalimat.
Contoh : Rumput makan kambing dilapangan.             (tidak efektif)
               Kambing makan rumput dilapangan.                  (efektif)

2.3.2  Kesejajaran

Kesejajaran ialah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat yang sama fungsinya. Jika sebuah fikiran dinyatakan dengan frase, maka fikiran-fikiran sejajar yang lain harus dinyatakan pula denga frase. Jika suatu gagasan dinyatakan dengan kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya.
Contoh : Pak Hendra menegur anaknya karena diketahui anaknya
             mencuri. (kurang efektif)
                Pak Hendra menegur anaknya karena mengetahui anaknya
                mencuri. (efektif)

2.3.3  Kefokusan

Kefokusan disini bertujuan agar kalimat tersebut mudah dipahami maksudnya. Untuk menjaga kesatuan gagasan hendaknya dicamkan asas “tiap kalimat harus mengandung satu ide pokok”, agar setiap kalimat mudah untuk ditangkap dalam berkomunikasi.
Contoh : Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai
 pihak agar tidak terulang lagi. (tidak efektif)
 Berbagai pihak perlu memperhatikan peristiwa itu agar tidak
 terulang lagi. (efektif)

2.3.4  Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam penggunaan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk menjamin kehematan kalimat, setiap unsur kalimat harus berfungsi dengan baik dan menghindari kalimat yang mubazir.
Hal yang perlu dihindari dari penggunaan kata.
a.       Subjek ganda, contoh : Baju itu saya sudah cuci. ( tidak efekktik)
     Saya sudah mencuci baju itu. (efektif)
b.      Penjamakan kata yang sudah berbentuk jamak.
Contoh : Faktor, data, fakta, unsur, dan lain sebagainya.
c.       Penggunaan bentuk singkat.
Contoh : Di jalan Merpati ditemukan sebuah peti yang berisikan uang
dan sebuah koper yang terbuat dari kulit. (tidak efektif)
Di jalan Merpati ditemukan sebuah peti uang dan sebuah koper kulit. (efektif)
d.      Menggunakan bentuk kata aktif dan bertenaga.
Contoh : Ia berdiri lalu pergi. ( kurang efektif)
Ia bangkit lalu pergi. (efektif)

2.3.5  Kecermatan dan Kesantunan

Kecermatan dan kesantunan terkait dengan ketepatan memilih kata sehingga menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan emosional pembaca atau penulis.
a.       Kercermatan
Kecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata dengan daya ekspresinya yang pasti.
Contoh : Binatang adalah fauna yang tidak berakal. (tidak efektif)
Binatang ialah fauna yang tidak berakal. (efektif)
b.      Kesantunan kata berarti kalimat tesebut mengandung gagasan yang di ekpresikan dengan baik, harmonis, dan keakraban.
Comtoh : Sehubungan telah disetujui pembagian dana APBD kota
Yogyakarta, alokasi dana pendidikan naik 5%. (tidak efektif)
Telah disetujui pembagian dana APBD kota Yogyakarta, alokasi dana pendidikan naik 5%. (efektif)

2.3.6  Kevariasian

Dalam menulis sebuah tulisan, kevariasian sangatlah penting, yang bertujuan agar pembaca tidak merasa bosan dan jenuh saat membaca tulisan sang penulis.Sedangkan yang dimaksud dengan variasi kalimat disini ialah variasi kalimat-kalimat yang membangun kalimat dalam paragraf, yang dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan gaya asalkan tidak menimbulkan perubahan makna.
a.       Kalimat berimbang
Contoh : Kedua orang tuanya berjualan di pasar dan dan kedua anak
mereka bermain di rumah.
b.      Kalimat melepas yaitu mengubah fungsi klausa kedua dari klausa koordinatif dengan klausa utama menjadi klausa sematan.
Contoh : Kedua orang tuanya berjualan di pasar ketika kedua anak
mereka bermain di rumah.
c.       Kalimat berklimaks
Contoh : ketika kedua anak itu bermain di rumah, Kedua orang tua
mereka berjualan di pasar.

2.3.7  Ketepatan Diksi

Pada dasarnya pilihan kata selalu diarahkan kepada kata-kata yang tepat, seksama, dan lazim. Ketiga-tiganya menjadi pedoman dalam memilih kata. Ketetapan diksi harus mengungkapkan pikiran secara tepat, dan dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim, kata yang berlawanan makna serta kesesuaian makna. Sehingga terhindar dari penggunaan kata yang ambigu.
Contoh : Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan
hadiah. (tidak efektif)
Mahasiswa yang kuliyah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)

2.3.8  Ketepatan Ejaan

Kecermatan penggunaan ejaan sangat menentukan kualitas dalam penyajian data. Dimana ada tuntutan untuk menerapkan kaidah sesuai dengan EYD, agar informasi yang didapat itu baik dan benar dan sesuai dengan apa yang di maksudkan oleh pembicara atau penulis.
Contoh : coba bandingkan kalimat-kalimat berikut.
Ayah saya belum makan.
Ayah, saya belum makan.
Ayah saya, belum makan.
Ayah, saya, belum makan.
Tentunya dari contoh di atas meskipun kata-katanya sama namun satu dengan yang lain berbeda arti. Disitulah kita dituntut untuk cermat dalam pengunaan ejaan (Ejaan yang Disempurnakan).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

kalimat efektif adaah kalimat yang berisikan gagasan, ide, pesan, pengertian atau informasi pembicara atau penulis yang dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca, hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata (jelas), dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku (tepat).

Adapun syarat-syarat kalimat efektif yaitu.

1.      Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.

2.      Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

Dan ciri-ciri kalimat efektif.

1.      Keutuhan.

2.      Kesejajaran.

3.      Kefokusan.

4.      Kehematan.
5.      Kecermatan dan Kesantunan.
6.      Kevariasian.
7.      Ketepatan Diksi.
8.      Ketepatan Ejaan.

3.2 Saran-saran

1.      Dalam setiap kegiatan hendaknya kita memperhatikan penggunaan kalimat, agar kalimat tersebut menjadi efektif (sesuai dengan apa yang kita kehendaki).
2.      Dalam berkomunikai hendaknya kita menghindari penggunaan kalimat yang tidak efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Widyamarta, Ahmad. 1991. Seni menggayakan Kalimat. Yogyakarta: Kanisius
Herniti, Eneng dkk. 2005. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar